JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi pendapatan negara pada 2020 tercatat senilai Rp1.647,7 triliun atau minus 15,9 persen dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya.
Dari sisi perpajakan, penerimaannya hanya mencapai Rp1.285,1 triliun atau baru 91,5 persen dari target APBN 2020. Itu turun 16,8 persen dari realisasi 2019.
Itu ditopang penerimaan perpajakan dalam negeri sebesar Rp1.248,4 triliun dan pajak perdagangan internasional sebesar Rp36,7 triliun.
Kemudian, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp343,8 triliun atau 116,8 persen dari target APBN 2020. Realisasi itu tumbuh negatif 15,9 persen dibanding realisasi 2019.
Sementara itu untuk pendapatan hibah tercatat naik dari Rp13,4 triliun jadi Rp18,8 triliun pada 2020.
"Kinerja pendapatan negara tersebut juga menunjukkan bahwa pemerintah menggunakan penerimaan negara sebagai instrumen fiskal yang diarahkan untuk mendorong pertumbuhan dan daya saing ekonomi nasional melalui pemberian insentif, penyesuaian tarif, dan kebijakan percepatan restitusi pada dunia usaha," terang Sri Mulyani pada rapat paripurna DPR RI, Kamis (15/7/2021).
Dari sisi belanja, realisasi tercatat Rp2.595,4 triliun atau 94,7 persen dari target APBN 2020. Komponen belanja terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp1.832,9 triliun serta realisasi transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp762,5 triliun.
"Realisasi belanja negara tersebut meningkat Rp286,1 triliun atau 12,3 persen dibandingkan dengan realisasi 2019," imbuh Ani, akrab sapaannya.
Berdasarkan realisasi pendapatan dan belanja negara, APBN 2020 mengalami defisit Rp947,6 triliun atau 6,14 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) 2020.
Ani menyebut kenaikan defisit sejalan dengan lebih rendahnya kinerja pendapatan negara akibat perlambatan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Di tengah penurunan kinerja pendapatan, belanja negara juga membengkak akibat pandemi.
Defisit tersebut ditutup dengan pembiayaan (neto) sebesar Rp1.193,2 triliun dari sumber pembiayaan dalam negeri (neto) sebesar Rp1.146,8 triliun dan pembiayaan luar negeri (neto) sebesar Rp46,4 triliun.
Dengan demikian, terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sebesar Rp245,6 triliun yang dialokasikan untuk pembiayaan APBN 2021.
Sumber: JPNN/CNN/Antara/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun